Beginilah Cara Kejam Belanda Menjajakan Budak Rakyat Indonesia



Sudah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia dijajah Belanda selama kurang lebih 3,5 abad atau 350 tahun lamanya. Selama itu bangsa Indonesia selalu mendapat perlakuan buruk, penindasan, penyiksaan, serta perampasan hak-hak mereka di tanah lahir mereka sendiri. Tak hanya itu, kerap sekali rakyat Indonesia dijadikan budak dan kemudian menjualnya.

Mereka menjual budak layaknya menjual barang dagangan. Mereka mempromosikannya media massa. Media promosi ini memang sudah dilakukan sejak dahulu, di era sebelum kemerdekaan. Mereka memanfaatkan media massa (saat itu koran) sebagai arena promosi dengan tujuan agar bisa diketahui khalayak banyak sebagai ajang transaksi perdagangan.

Pemerintah Hindia Belanda memanfaatkan media massa tersebut tak hanya untuk mengiklankan rumah, peralatan rumah tangga, atau pun sebidang tanah. Tapi, dengan kejamnya mereka juga mempromosikan rakyat-rakyat Indonesia yang dipekerjakan dan dikuasai alias diperbudak.

Tak seorang pun dari budak yang berani melawan atau menentang penjualan diri mereka. Karena, jika melawan, maka sang Belanda penguasa budak bisa marah dan menyiksa budak itu.



Biasanya, iklan dipasang oleh para tuan tanah asal Belanda, karena memang, budak atau pekerja sepenuhnya dikuasai oleh mereka. Para budak diperjualbelikan melalui promosi iklan di koran karena mereka dinggap sebagai benda yang harkat dan martabatnya bernilai ekonomis. Mereka diistilahkan dengan sebutan budak belian.

Biasanya budak yang diiklankan tersebut adalah budak pilihan yang memang berharga tinggi.  Budak yang berharga tinggi tersebut, misalnya yang memiliki keterampilan khusus seperti pandai menyanyi atau bermain musik terutama musik orkes. Misalnya saja si budak belian pandai memainkan seruling, klarinet, biola, terompet, kastanyer dan bassoon.

Budak perempuan pandai menari dan memasak

Selain itu juga budak perempuan  yang pandai memasak dan mengurus rumah tangga. Mereka tidak hanya pandai mengurus rumah tangga tapi juga piawai dalam memasak. Tak cuma piawai masak makanan melayu. Tapi juga masakan ala Eropa kesukaan para bangsa Belanda.

Iklan yang dimuat di sebuah dinding di pusat kota Batavia pada tahun 1814 kira-kira isinya, akan dilelang perabotan rumah tangga, barang-barang emas dan perak, beberapa gadis penarik, beberapa kereta dan kuda.

Dalam iklan tersebut dijual beberapa budak belian perempuan yang pandai menari. Biasanya budak belian yang pandai menari ini dibeli oleh tuan tanah Belanda yang suka membuat pesta atau para pengelola gedung-gedung pertunjukan seperti di gedung De Harmonie.

Contoh iklan lain misalnya, berbunyi "Akan dijual seorang juru masak yang mahir, yang tidak kalah dengan siapa pun di Kota Batavia dalam hal membuat kue". Iklan ini terpasang pada sebuah dinding sudut Kota Batavia pada tahun 1816.

Dari Arsip Perpustakaan Nasional terdapat sebuah iklan yang beredar di sebuah koran terbitan tahun 1889.

Ditjari Boedak  Inlander.
Pengoemoeman

Dag Inlander,…..Hajoo Oerang Melajoe,…Kowe Mahu Kerdja? Governement Nederlandsch  Idie Perlu Kowe Oentoek Djadi Boedak ataoe Tjentenk di Perkeboenan-Perkeboenan Onderneming Kepoenjaan
Governemnet Nederlandsch Indie

Djika Kowe Poenya Sjarat dan Njali Berikoet:
1. Kowe poenja tangan koeat dan beroerat
2. Kowe poenja njali gede
3. Kowe poenja moeka kasar
4. Kowe poenja tinggal di wilajah Nederlandsch Indie
5. Kowe boekan kerabat dekat pemberontak-pemberontak ataoepoen maling ataoepoen mereka jang soedah diberantas liwat actie politioneel.
6. Kowe beloem djadi boedak nederlander ataoepoen ondernemer ataoe toean tanah ataoe baron eropah.
7. Kowe maoe bekerdja radjin dan netjes.

Gaji para budak

Dalam setiap iklan juga disebutkan berapa harga budak berikut gajinya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki sang budak.

Kowe Inlander  Perloe Datang Ke Rawa Senajan, Disana  Kowe Haroes Dipilih Liwat Djoeri-Djoeri Jang Bertoegas :

1. Keliling rawa Senajan 3 kali
2. Angkat badan liwat 30 kali
3. Angkat peroet liwat 30 kali

Kowe mesti ketemoe Mevrouw Shanti, Meneer Tomo en Meneer Atmadjaja
Kowe Nanti akan didjadikan tjentenk oentoek di Toba, Buleleng, Borneo, Tanamera, Batam, Soerabaja, Batavia en Riaoeeiland.

Governement Nederlandsch Indie memberi oepah :

1. Makan 3 kali perhari dengan beras poetih dari Bangil
2. Istirahat siang 1 uur.
3. Oepah dipotong padjak Governement 40 percent oentoek wang djago.

Haastig kalaoe kowe mahoe..
Pertanggal 31 Maart 1889
Niet Laat te Zijn Hoor..
Batavia 1889
Onder de naam van Nederlandsch Indie Governor
Generaal
H.M.S Van den Bergh S.J.J de Gooij

Beruntunglah kita yang hidup di masa sekarang ini, yang tinggal menikmati hasil jerih payah dan pengorbanan para pejuang kemerdekaan. Tak terbayang kan jika seandainya kita hidup di jaman itu? Tentunya hidup kita akan sangat menderita.

Kini menjadi tugas kita sebagai generasi penerus bangsa yang seharusnya menghargai jasa para pahlawan dengan cara meneruskan cita-cita mereka untuk memajukan negeri kita tercinta Indonesia. Semoga semangat para pejuang yang telah gugur di medan perang tak akan pernah padam dan akan diwariskan kepada para generasi muda untuk meraih cita-cita serta mengharumkan nama Indonesia di mata dunia.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Beginilah Cara Kejam Belanda Menjajakan Budak Rakyat Indonesia"

Posting Komentar