Story : Pemilik Toko yang Selalu Kasar Pada Tunawisma, Hingga Akhirnya Ia Melihat CCTV dan Menyesal



Sebagian besar dari kita jika melihat seorang tunawisma dengan pakaian lusuh, bau, rambut dan kulit kotor tak terurus, mungkin reaksi pertama yang dilakukan adalah menjauh darinya. Sama halnya seperti yang dilakukan oleh seorang pemilik toko yang ada dalam film pendek ini.

Seorang pemilik toko yang marah, mengusir dan memaki seorang tunawisma

Pemilik tokoh merasa sangat terganggu dengan seorang tunawisma yang setiap hari tidur di depan tokonya. Setiap pagi ketika sang pemilik toko membuka pintu besi tokonya, selalu ia menjumpai si tunawisma masih tertidur di depan emperan tokonya.

Hal itu membuat sang pemilik toko merasa kesal, ia kemudian mengusir, memaki, hingga menyakiti tunawisma tersebut. Meski begitu, si tunawisma masih saja kembali tidur di depan emperan toko tersebut.

Sampai suatu hari, pria tunawisma tidak terlihat lagi. Hal ini membuat sang pemilik toko keheranan. Hingga suatu ketika sang pemilik toko memeriksa CCTV yang terpasang di depan toko. Ia menemukan sesuatu yang membuatnya tertegun, bahkan sampai menangis menyesali perbuatannya. Namun, semua sudah terasa terlambat dan hanya menyisakan penyesalan mendalam bagi sang pemilik toko.

Sebenarnya apa yang dilakukan pria tunawisma tersebut? Dan ke mana sebenarnya ia pergi hingga tak pernah terlihat lagi? Supaya tidak penasaran, saksikan video berikut yang diunggah akun Vizertech di situs berbagi Youtube.



Ada pelajaran yang bisa kita petik dari cerita pendek di atas. Bahwa sejatinya semua manusia yang ada di sekitar kita memberi manfaat bahkan lebih dari yang kita duga. Untuk itu, hargailah orang lain dan jangan pernah merasa derajat orang lain lebih rendah dan derajat kita lebih tinggi, karena di hadapan Tuhan semua manusia itu sama, yang membedakan hanya keimanan dan ketaqwaannya.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Story : Pemilik Toko yang Selalu Kasar Pada Tunawisma, Hingga Akhirnya Ia Melihat CCTV dan Menyesal"

Posting Komentar