Masa-masa remaja bisa dibilang masa yang paling indah. Masa berpetualang dan pencarian jati diri. Di masa-masa ini, banyak sekali hal yang ingin dicoba. Karena menurut mereka, hidup cuma sekali dan masa-masa remaja mereka tak akan pernah terulang untuk kedua kalinya.
Namun, di masa-masa pubertas ini, kondisi psikologis mereka bisa dikatakan masih sangat labil. Jika salah dalam pergaulan, mereka bisa terjerumus dalam dunia yang salah. Mereka masih perlu bimbingan dan panutan dari figur yang paling berpengaruh, siapa lagi kalau bukan kedua orangtua yang mesti sangat berperan dalam pendidikan karakter dan moral anak-anak mereka.
Adegan dalam sinetron remaja yang sama sekali tidak layak untuk ditonton oleh anak-anak dan remaja |
Namun, terkadang anak usia remaja memang sulit untuk diarahkan. Mereka merasa bahwa mereka bukanlah anak kecil lagi yang selalu harus dituntun dan didikte oleh orangtua. Mereka merasa mampu menjaga diri mereka sendiri dan tahu apa yang terbaik untuk dirinya.
Tapi, remaja masih belum tahu apa yang terbaik untuk dirinya sendiri. Mereka hanya tahu apa yang mereka suka dan yang tidak mereka suka. Mereka juga masih belum bisa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk. Seperti halnya salah satunya adalah hiburan dan tontonan yang mereka lihat setiap harinya di televisi.
Contoh sinetron remaja tidak mendidik dan memberi contoh yang buruk |
Di era digital ini, banyak sekali media, khususnya televisi yang menyiarkan acara-acara hiburan yang tidak mendidik. Sebut saja salah satunya sinetron remaja yang mengisahkan kisah cinta anak sekolah dengan kehidupan yang serba glamour dan modern. Inilah salah satu contoh tontonan yang tidak memiliki nilai pendidikan moral yang sama sekali tidak patut untuk dilihat para remaja dan anak-anak. Namun nyatanya, tontonan ini justru sangat digandrungi oleh remaja, bahkan juga anak-anak yang semestinya belum mengerti apa itu ‘cinta’ dan apa itu ‘pacaran’.
Contoh sinetron remaja tidak mendidik dan memberi contoh yang buruk |
Dalam sinetron selalu dikisahkan tentang perjalanan dan lika-liku cinta dua sejoli yang tampaknya semua itu terasa menyenangkan dan membuat hidup lebih berwarna jika laki-laki dan perempuan menjalin ikatan kasih yang disebut dengan ‘pacaran’.
Itulah yang membuat fenomena pacaran di kalangan remaja sudah dianggap sangat wajar dan lumrah. Bahkan, akan dianggap sangat aneh jika kamu belum pernah memiliki pacar sama sekali. Kamu akan dikatakan tidak normal, tidak laku, atau bahkan tidak gaul. Sebenarnya kalau dipikir dengan akal sehat, mana yang aneh?
Oleh karena itu, tak heran jika kita sering melihat di jalan, di mall atau di tempat umum banyak anak remaja yang masih berseragam sekolah bergandengan tangan, berpelukan atau saling bercanda. Mereka seperti sudah tidak merasa risih sama sekali jika diperhatikan banyak orang. Bahkan seakan mereka merasa bangga dan berkata, ‘ini lho pacarku’ sehingga dunia terasa hanya milik mereka berdua.
Norma-norma agama pun seakan sudah tak dihiraukan lagi. Yang penting gue happy. Mungkin hanya itulah yang ada dalam otak mereka. Maka tak heran jika jaman sekarang ini sudah seringkali kita dengar kasus pelajar melahirkan di sekolah, bayi dibuang atau bahkan dibunuh ibu kandungnya sendiri, dan ada pula pelajar yang mengikuti UN sambil menggendong bayi.
Jika harus menyalahkan, ini salah siapa? Apakah salah sinetron atau salah orangtua? Yang jelas, kita semua harus saling merenung dan introspeksi diri, bukan saling menyalahkan. Dan seharusnya kita juga mencari jalan keluarnya bagaimana agar remaja-remaja penerus bangsa ini tidak memiliki moral yang rusak dan terjerumus dalam pergaulan bebas yang dapat menyesatkan kehidupan mereka di masa mendatang.
Para orangtua, guru dan orang-orang di sekitar harus sama-sama bekerja sama agar anak-anak dan murid-murid mereka tidak akan mengalami kasus-kasus serupa seperti yang sudah banyak terjadi belakangan ini. Ini sudah sangat memprihatinkan dan tidak bisa dibiarkan begitu saja. Remaja-remaja kita butuh bimbingan khusus, pendekatan dan pendidikan agama agar mereka tumbuh menjadi generasi yang tak hanya pandai dalam ilmu pengetahuan, tapi juga generasi yang memiliki IMTAQ (Iman dan Taqwa) sebagai bekal hidup mereka di masa mendatang.
Inilah contoh fenomena pacaran di kalangan remaja dan silahkan menilai sendiri :
Ini sih kabarnya acara penembakan yang dilakukan di tempat umum/ramai hingga menghentikan kendaraan-kendaraan yang lewat. Bagaimana menurutmu? Apakah dia layak untuk disebut cowok sejati yang berjuang mendapatkan pujaan hatinya? Apakah keberaniannya ini patut diacungi jempol atau justru sangat memprihatinkan sebagai seorang generasi muda?
Idih sampai berpelukan segala setelah diterima. Si cewek yang berjilbab harusnya tau bahwa cowok yang bukan muhrim tidak boleh saling bersentuhan, apalagi berpelukan sekalipun itu statusnya 'pacar'. Sebelum ijab qobul, kalian masih dikatakan haram lho ya untuk melakukan hal-hal seperti ini. Jangan dicontoh ya guys...
Apalagi sampai seperti ini. Astaghfirullah... amit-amit dah. Kalau yang seperti ini sudah kelewat batas namanya.
Ini ada lagi anak SMP lagi ngasih kejutan ulang tahun pacarnya yang masih SD. Uang jajan aja masih minta ortu dek..dek... Pakai acara kasih boneka sama kue segala buat pacar.
Masih banyak lagi foto-foto yang mungkin bisa kalian browsing sendiri dari berbagai sumber yang ada. Ini hanya sebgaian contoh saja mengenai fenomena pacaran di kalangan remaja, bahkan anak-anak yang masih SD sekalipun. Jangan biarkan anak-anak, murid-murid, atau adek-adek kita melakukan hal-hal seperti yang dicontohkan di atas. Tugas kita sebagai orang yang lebih tua untuk mengawasi dan memberi pengarahan secara bijak pada mereka.
0 Response to "Fenomena Pacaran dan Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja, Ini Salah Siapa?"
Posting Komentar