Masing masing manusia, memang memiliki tingkat emosial yang berbeda beda. Ada yang penyabar, ada juga yang pemarah. Seorang pemarah, jenderung memiliki tekanan darah tinggi. Jadi buat kamu yang punya penyakit darah tinggi, segeralah berusaha untuk menjadi seorang yang penyabar ya. Kebanyakan seorang yang pemarah cenderung memiliki musuh yang lebih banyak. Memang sih kalian pasti tidak mau mempunya musuh. Terkadang sifat dari seorang pemarah itulah yang menjadikan dirinya mempunyai banyak musuh. Di sini, artikelnine.blogspot.com akan share sebuah dialog imajiner, bukan sebuah riwayat hadist. Ini sekedar metafora.
Kelak di surga, di sebuah gang, berpapasan du orang yang dulunya di dunia sama-sama kenal. Si orang pertama menyapa. Ekpresinya sangat kaget.
Si A : "Luh kang, sampean ternyata masuk surga juga, ta... !"
Si B : "Loh, sampean juga ada di sini ternyata," sahutnya tak kalah kaget.
Si A : "Sampean kan yang dulu saya bid'ah bid'ah kan, yang saya kira dangkal ilmunya, yang saya remehkan sebagai orang takhlid buta. Hehe.. Sungguh aku mengira sampean nggak bakal masuk surga."
Si B : "hehehe.... tak menyangka rupanya kita bisa masuk surga bersama."
Si A : "Alhamdulillah. Untungnya allah menerima tobat dan mengampuni dosa dosa kita. Untungnya niat kita di dasari dengan pengetahuan kita masing masing dan kesombongan tak sampai menguasai hatiku. Maaf, rupanya saya keliru memilih musuh"
Si B : "meskipun omongan saya nggak enak, tapi saya diam diam mendoakan kebaikan buat sampean dan keluarga sampean lho. Alhamdulillah. Meski sempat hatiku melecehkan sampean dan sombong, saya cepat cepat sadar dan menata hati."
Si A : "Coba sampean lihat ke sana." Sambil menunjuk sekolompok gerumbulan orang.
Si B : "Lho, itu kan ustadz A dan ustadz B dari ormas islam A dan ormas islam B, mereka juga masuk surga juga ternyata. Wah tidak menyangka saya."
Si A : "Lha itu dia juga, Sayyidina Ali dengan Sayyidina Thalha Bin Ubaidillah, yang sempat berseberangan dan berselisih paham, ternyata dia juga masuk surga."
***
Perlu di garisbawahi, kisah di atas bukan yang mempunyai arti membernarkan bida'ah atau berkeras kerasan dalam agama. Sudah jelas hal seperti tidak baik untuk di lakukan dan merupakan keburukan. Dalam kisah tersebut, kedua orang tersebut akhirnya tahu bahwa tudingan Bid'ah dan Ekstrem ternyata menurut syariat bukan Bid'ah dan Ekstrem sesungguhnya. Hanya kekurangan ilmu dan kekurangan kearifan mereka.
Pesan moral : sesama mukmin yang mempunyai perbedaan pendapat dengan kita, dia bukan merupakan musuh bagi kita. Berbeda ormas, berbeda mazhab, bukan kepastian bahwa dari mereka ada yang benar dan ada harus ada yang disalahkan. Dua-duanya bisa benar, dan insya allah juga keduanya bisa masuk surga.
Maka jangan sampai kamu salah memilih musuh. Dan janganlah kita saling mejatuhkan kelompok islam lain yang sejatinya masih dalam satu binkai Ahlu Sunnah.
Sumber : majalah nurul hayat
0 Response to "Hoby Cari Musuh ? Jangan Sampai Salah Pilih"
Posting Komentar