Apakah Membuat Viral Content itu Mudah?

Apakah Membuat Viral Content itu Mudah?

 

Pertanyaan saya di atas bisa dijawab mudah, tidak mudah, atau pun susah. Menurut saya, kalau membuat konten asal viral saja tidaklah begitu sulit. Bisa dibilang mudah. Apalagi bila menghalalkan segala cara.
Membuat konten viral yang mempunyai tujuan jangka panjang yang baik, seperti bertujuan menyampaikan pesan-pesan moral yang bagus untuk masyarakat seperti iklan layanan masyarakat, campaign untuk sebuah brand dan sejenisnya perlu effort yang lebih besar. Tingkatannya menjadi tidak bisa dibilang mudah. Lebih sulit.
12823094_10153958014704655_515473642_o
Saya sendiri pernah dan sampai sekarang  memproduksi konten viral jenis kedua yang saya tulis di paragraf di atas  sesuai kebutuhan.
Tingkatan memproduksi konten viral yang paling sulit, menurut saya adalah bagaimana menulis pengalaman yang kita alami dan temui sehari-hari agar menjadi konten viral. Ini menurut saya sebenarnya yang diperlukan oleh seorang blogger (bukan sekedar publisher) yang akan tetap disebut blogger bila tetap menulis sesuatu secara naratif. Menulis narasi atau story telling.
Bagaimana cara memproduksi viral content yang pertama, bila tertarik, mungkin kita bisa belajar dari fan page seperti Jonru, Portal Piyungan, dan sejenisnya. Di internet produsen konten viral seperti itu ada banyak sekali.
12837391_10153958014489655_636947718_o

Memproduksi conten viral dengan lebih mudah dan cara-cara beradab dapat dipelajari dari Workshop” How to Make Viral Content”, yang dibawakan oleh Chief Content Officer Zetta Media yang sekarang tidak lagi berjilbab tetapi tetap cantik, yaitu Ollie Salsabela. Di Ruang Rapat Lantai 3 Gedung Telkom Kotabaru Yogyakarta pada tanggal 9 Maret 2016 lalu. 
12674903_10153958018279655_1193180649_o
Ini definisi Viral Content menurut Ollie? Ada yang tidak sependapat?
10584970_10153958018294655_1002307766_o
Ini adalah indikator menurut Ollie terkait seperti apa sebuah content/message disebut sudah viral. Bila tidak setuju dengan indikator di atas dengan alasan yang anda yakini, tahan dulu. Coba dipahami konteksnya, hehe
12822590_10153958018244655_825390634_o
Membaca-baca slide ini apa yang saya tangkap adalah mengkonfirmasi sifat onliner terutama di Indonesia yang kebanyakan bersaraf pendek, yang mendorong mereka untuk melakukan share dan reshare dengan cepat bahkan tanpa membaca keseluruhan konten, apalagi melakukan cek dan recek.
Menurut Mas Iwan Setyawan, kalau kita mau melihat seberapa kejam dunia, maka sesekali tengoklah Instagram, Facebook atau social media lainnya. Neraka seperti ini sering saya lihat dengan mata kepala sendiri berupa netizen yang asal reshare dibumbui komentar kebencian, broadcast di whatsapp, BBM, Telegram dan lain-lain. Di content-content viral di Facebook yang pernah saya produksi pun saya menghela nafas menemukan cacian atau komentar yang tidak nyambung. Untungnya tiba-tiba ada penjual online yang tiba-tiba mempromosikan dagangannya. Ini yang mengendurkan syaraf saya dan membuat ngakak.
Poin yang ingin saya sampaikan di sini adalah ketika ingin memproduksi sebuah content viral, tangan kanan kita harus tetap berpegangkan sebuah Kompas Moral.
12674909_10153958017144655_361536851_o
Nah, menurut saya, bila berpegangkan sebuah Kompas Moral, paham akan trend yang sedang happening dan mengerti betul siapa target audien dan kerangka sebuah portal (Rocking Mama) kita akan bisa menghasilkan sebuah konten yang viral sekaligus punya value. Bukan semata-mata mendulang trafik dengan menyulut emosi ibu-ibu saja.
12050847_10153958018374655_1879738865_o
Ada pertanyaan bagus dari salah seorang peserta Workshop pada siang itu. Pertanyaannya adalah bagaimana seorang blogger itu tidak hanya melakukan rewrite untuk menghasilkan viral content. Singkatnya bagaimana menulis pengalaman sendiri sehari-hari dengan cara, gaya dan bahasa sendiri kemudian tulisan tersebut menjadi viral.
Saya sangat berharap jawaban berkualitas terhadap pertanyaan ini. Ini adalah jenis tulisan viral kategori ketiga menurut saya sebagaimana saya sebut di paragraf awal. Menurut saya Ollie belum bisa menjawab pertanyaan ini.
Bila dikaitkan dengan apa yang tertampil di slide berikut, tentu bukan sesuatu seperti ini yang ditanyakan oleh mom penanya siang itu.
12823025_10153958018354655_358689397_o
Ini merupakan contoh contoh artikel yang menjadi viral di portal RockingMama. Artikel yang dari judulnya mungkin digodog dengan step-step yang langkah-langkahnya ditampilkan dalam slide sebelumnya. Didahului dengan riset trend/keyword, kemudian dibingkai dengan topik dan target audien dari portal Rocking Mama
Kesimpulan
Mengikuti keseluruhan sesi Workshop “How to Write Viral Content” kesimpulan yang bisa saya tarik adalah bahwa Workshop yang disampaikan oleh Ollie cocok bagi penulis konten untuk suatu portal atau publisher namun materi yang disampaikan kurang cocok bagi blogger yang ingin membuat content dengan story telling yang kuat sesuai dengan pengalaman, gaya dan deliveri masing-masing.
Keterampilan terkait viral content yang diperlukan oleh nara blog menurut saya adalah bagaimana menulis pengalaman pribadi sehari-hari, dari sudut pandang pribadi, dengan gaya dan deliveri yang unik agar menjadi viral. Viral Story Telling. Sulit ya?
Foto-foto dalam foto ini diambil oleh Dimas Suyatno. Sumber: https://jarwadi.files.wordpress.com/

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Apakah Membuat Viral Content itu Mudah?"

Posting Komentar